Pada
perkuliahan Jum'at 8 Juni 2012, kami dibagi atas 20 kelompok.
Masing-masing kelompok ada yang terdiri dari 3 orang dan beberapa
kelompok ada yang 4 orang. Kami diberikan tugas untuk membuat contoh
sebuah situasi yang dapat menggambarkan bagaimana proses paedagogi
maupun proses andragogi ini berlangsung.
Maka saya Edwin M sirait, beserta teman kelompok saya yaitu Winda Rizka, dan Jan Pringatan Purba
merencanakan sebuah simulasi. Simulasi kami bercerita tentang seorang
ayah yang memiliki dua orang anak yang bersekolah ke luar kota (Medan),
sementara ayahnya tinggal di kampung (Toba). Si anak sulung (laki-laki)
duduk di bangku perkuliahan, dan si bungsu (perempuan) masih duduk di
bangku SMP). Saya berperan sebagai si anak sulung, Jan Pringatan sebagai
ayah, dan Winda Rizka sebagai si bungsu.
Pada awal minggu kedua si ayah menghubungi si bungsu, berikut percakapan mereka:
Ayah: Halo Winda, apa kabar?
Winda: Ayah.. Baik ayah! Ayah apa kabar nih?
Ayah: Ayah baik dek. Bagaimana sekolah kamu? tidak ada masalah kan?
Winda: Sekolahku masih lancar ayah. Tidak ada masalah ayah.
Ayah: Abangmu dimana dek, kok ayah hubungi tidak pernah diangkat teleponnya?
Winda: Abang lagi di luar Yah, oh handphone tinggal Yah. Tadi pagi buru-buru berangkat kuliah soalnya telat bangun Yah.
Ayah: Ohh. Oia bagaimana uang yang ayah kirim dek?
Winda: Masih cukup kok yah, masih ada sisa lebih dari setengahnya yah.
Ayah:
Iah dek, pintar-pintalah ngatur uangnya. Supaya hemat kamu masak
dirumah aja, biar uangnya ga habis jadi kamu bisa menabung dek.
Winda: Iah Yah.
Kemudian
pada akhir minggu kedua si sulung dan bungsu terlibat dalam sebuah
percakapan. Si sulung berniat untuk meminjam uang si adek karena uang
bulanan yang ia miliki sudah habis. Ini dikarenakan si sulung sendiri
yang mengatur keuangannya tanpa mengikuti perhitungan dari ayahnya
(self-centered).
Edwin: Dek, uang bulananmu sisa berapa dek?
Winda: Uang bulanan Winda masih ada sisa setengah bang. Kenapa bang?
Edwin: Oh. Oia dek, abang boleh pinjam uang kamu ga dek?
Winda: Memangnya uang abang kemana?
Edwin: Uang abang cepat habis dek, ntah kemana habis. Soalnya abang makan di luar terus nih.
Winda: Makanya abang makan di rumah aja nanti bang. Yaudah bang nanti aku pinjamin.
Edwin: Oke dek. Makasih sebelumnya ya dek. Nanti kalau uang bulanan dikirim lagi abang balikin.
Dalam
simulasi ini yang menjadi contoh paedagogi adalah bagaimana si ayah
menjadi teacher-centered dimana si anak masih mendapatkan arahan yang
cukup intens dalam mengelola keuangannya. Dan yang menjadi contoh
andragogi yaitu dimana si sulung menjadi self-centered yang menerima
uang bulanannya sendiri dan mengolah uang berdasarkan pengalamannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar